Rabu, 12 September 2012

INFEKSI NOSOKOMIAL

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh selama penderita mendapatkan perawatan di rumah sakit. Penyakit ini tidak diderita pada waktu masuk ke rumah sakit dan penderita tidak dalam masa inkubasi suatu penyakit infeksi. Infeksi nosokomial, tidak hanya meningkatkan angka kematian, angka sakit dan pederitaan, tetapi juga meningkatkan biaya perawatan dan pengobatan yang harus ditanggung penderita (Indan Entjang, 2003:55-56).
Menurut Chris Brooker (2008) infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat di rumah sakit terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit paling tidak selama 72 jam dan pasien tersebut tidak menunjukkan tanda serta gejala infeksi saat masuk rumah sakit.
Penyakit yang sering  ditimbulkan dari infeksi nosokomial diantaranya infeksi luka operasi, infeksi saluran kemih, bakterimia, dan pneumonia (Barbara J. Gruedemann., Billie Frensebner, 2005).
Menurut Indan Entjang (2003:57) “bakteri yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella sp.”
 “Tim pengendalian infeksi rumah sakit dapat menyusun program pengendalian infeksi melalui sebuah kebijakan yang diterbitkan oleh direktur rumah sakit yang meliputi standar kerja, penelitian epidemologi/surveilans, pendidikan dan pelatihan, dan laporan” (Darmadi, 2008: 17).
Pencegahan infeksi nosokomial dari sisi petugas diantaranya, petugas layanan medis harus menerapkan kebersihan (personal hygiene) dan segala tindakannya harus pula hygenis, dan harus pula memperlakukan semua material dan instrument dengan cara    hygienis (Darmadi, 2008: 20).
 “Penerapan cara aseptis dapat mencegah infeksi nosokomial. Diantaranya, mencuci tangan dan desinfeksi. Mencuci adalah proses menghilangkan kotoran yang kelihatan, sementara desinfeksi adalah tindakan untuk membunuh atau mengurangi pertumbuhan mikroorganisme” (Joyce James., Colin Baker., Helen Swain., 2008:199).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar