Jumat, 14 September 2012

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Media adalah suatu substrat yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme.
1. Syarat-syarat Media
a. Mengandung komposisi :
1)  Air
2)  Sumber energi metabolik (fermentasi, respirasi, fotosintesis)
3) Zat hara (sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, oksigen, hidrogen dan trace elements)
4)  Asam amino, vitamin, nukleosida
b. Memiliki pH, temperatur dan tekanan osmotik yang sesuai dengan   kebutuhan mikroorganisme.
c.     Steril, agar tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme pencemar.
2. Fungsi Komponen-komponen Media
a.    Mayoritas sel terdiri atas karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor.
       Senyawa di atas dibutuhkan dalam pembentukan membran sel, protein,  asam nukleat dan struktur lain dari sel.
b.    Senyawa tersebut di atas dibutuhkan dalam jumlah banyak, meliputi dari berat kering sel, disebut makronutrien.
c.    Senyawa lainnya yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil antara  lain kalsium, potassium, magnesium, sulfur, besi, mangan. Senyawa ini disebut MIKRONUTRIEN. Mikronutrien meliputi 0.1-1.0% dari berat kering sel. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit,    mikronutrien berperan penting dalam fungsi sel.
d.    Trace elements dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil yang sukar ditentukan. Jumlah yang dibutuhkan adalah < 0.1%.
e.    Growth factors (faktor pertumbuhan) adalah molekul organik yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan tidak bisa disintesis oleh mikroorganisme itu sendiri, misalnya vitamin, asam amino dan nukleotida. Faktor pertumbuhan juga merupakan substansi kimia yang digunakan oleh mikroorganisme untuk proses biosintesis dan sebagai sumber energi.
3.    Pengaruh pH, Temperatur dan Tekanan Osmotik terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme
 Bila mikroorganisme tumbuh, pH media sering berubah-ubah.  Mikroorganisme yang melakukan fermentasi akan menghasilkan asam pada  pH 3.5. Pada saat terjadi metabolisme protein dan asam amino, mikroorganisme akan melepaskan ion ammonium menjadi basa. Mikroorganisme memiliki pH  optimum 7, tetapi dapat hidup pada pH 5-8
4.    Jenis Media
a.    Berdasarkan konsistensi :
1)    Media padat (agar/gelatin)
Dibuat dengan cara menambahkan agen pemadat, misalnya agar, gelatin atau silica gel ke dalam media cair. Agen pemadat yang baik adalah tidak diuraikan oleh mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme, tidak mencair pada suhu ruang. Agar dan silica gel tidak mencair pada suhu ruang dan tidak diuraikan oleh mikroorganisme. Sebaliknya, gelatin, diuraikan oleh mikroorganisme dan mencair pada suhu ruang. Contoh : agar nutrien, agar darah, Saboraud’s agar.
2)    Media cair (broth)
Meliputi nutrient broth (kaldu nutrien), citrate broth, glucose broth, litmus milk dsb. Media cair digunakan dalam propagasi banyak mikroorganisme, uji fermentasi dan uji lainnya.
3)    Media semi-padat: agar bulyon setengah padat (bulyon = kaldu)
b.    Berdasarkan kimiawi :
1)    Media sintetik
Yakni media yang mempunyai kandungan dari isi bahan yang telah dketahui secara terperinci. Media sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan organik ditambahkan dala media sintetik harus murni, sehingga harganya mahal. Contoh: cairan hanks, locke, thyrode, eagle, dan sebagainya (dalam laboratorium virologi).
2)    Media non-sintetik (alami)
Merupakan media yang mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui secara pasti baik kadar maupun susunannya. Contohnya ekstrak daging, pepton, ekstrak ragi, kaldu daging, serum, vitamin, asam amino, atau nukleosida.
3)    Media Semi Sintetis
Misalnya cairan hanks yang ditambah serum (laboratorium virologi).
c.    Berdasarkan sifat :
1)    Media Persemaian (nutrient media), yaitu media yang sangat kaya akan zat makanan dan mempunyai susunan bahan sedemikian rupa sehinga hanya menyuburkan satu jenis kuman yang dicari saja. Contoh: pembenihan Kauffman untuk persemaian Salmonela typhi.
2)    Media Umum
Untuk pertumbuhan atau perkembangan satu atau lebih kelompok mikroorganisme, seperti agar kaldu nutrisi untuk bakteria, agar kentang, Dekstrosa untuk jamur, dan sebagainya.
3)    Media eksklusif, yaitu media yang hanya memungkinkan tumbuhnya satu jenis kuman saja, sedangkan yang lainya dihambat atau dimatikan. Contoh pembenihan air pepton alkalis yang mempunyai pH yang tinggi sehingga kuman lain tidak dapat tumbuh kecuali vibrio.



4)    Media Pengaya
Untuk memberikan kesempatan terhadap suatu jenis/kelompok mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak lebih cepat dari jenis/kelompok lain  satu media. Misalnya untuk memisahkan bakteri penyakit tifus (Salmonella typhi) dari bahan tinja (kotoran manusia).
5)    Media Penguji
Media yang digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroorganisme. Misalnya media penguji vitamin, asam amino, antibiotika, residu pestisida, residu detergen, dan sebagainya. Media disamping disusun oleh media dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga ditambahkan sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji.
6)    Media Perhitungan
Media yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada suatu bahan.
7)    Media Selektif
Media yang hanya menumbuhkan mikroorganisme yang diinginkan saja yang dapat tumbuh karena tidak adanya nutrien penting bagi mikroorganisme yang tidak diinginkan untuk tumbuh dan kehadiran substansi inhibitor seperti NaCl, asam, kristal violet (toksik), antibiotika (misal: streptomisin) dsb.

8)    Media Diferensial
Media yang mengandung substansi yang dapat menyebabkan munculnya karakteristik dari masing-masing mikroorganisme yang ditumbuhkan. Contoh media selektif dan diferensial: Levine EMB agar untuk analisis koliform dalam air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar