Selasa, 11 September 2012

Mikrobiologi

 Tinjauan tentang Kuman

1.    Definisi Kuman
Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, mikroskopik jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan ringan maupun berat pada tubuh organisme inangnya seperti manusia, hewan, dan sebagainya. Beberapa penyakit /gangguan kesehatan akibat kuman yaitu seperti pilek, batuk, radang tenggorokan, TBC, hepatitis, HIV, diare, dan lain sebagainya.
Hama penyakit atau kuman menurut Anies (2006) dibagi dalam empat kelompok besar. Yaitu virus, bakteri, fungi, (cendawan atau jamur), dan parasit (protozoa, cacing, dan sebagainya). Dari keempat kelompok hama penyakit ini, virus dan bakteri merupakan penyebab infeksi yang paling potensial dan paling berbahaya.
2.    Jenis-jenis Kuman
a.    Virus
Virus ukurannya sangat kecil, jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ-300 mµ sehingga tidak dapat melewati saringan (filter) bakteri. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa. Untuk melihat virus diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 kali.
Sifat-sifat virus yang penting antara lain:
1)    Virus hanya mempunyai 1 macam asam nuklein (RNA atau DNA)
2)    Untuk reproduksinya hanya memerlukan asam nuklein saja.
3)    Virus tidak dapat tumbuh atau membelah diri seperti mikrobia lainnya.
 “Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval, memanjang,  silendris, kotak, dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan “kepala” oval dan “ekor” silindris” (D.A. Prawati., Sri Maryati., Srikini., Suharno., dan Bambang S., 2004:55).
Virus memiliki sifat-sifat khas dan tidak merupakan jasad yang dapat berdiri sendiri. Virus memperbanyak diri dalam sel jasad inang (parasit obligat) dan menyebabkan sel-sel itu mati. Sel inang adalah sel manusia, hewan, tumbuhan, atau pada jasad renik yang lain. Sel jasad yang ditumpangi virus dan mati itu akan mempengaruhi sel-sel sehat yang ada di dekatnya, dan karenanya dapat mengganggu seluruh kompleks sel (becak-becak daun, becak-becak nekrotik dan sebagainya (Sri Sumarsih, 2003).
Virus tidak memiliki banyak atribut sel, termasuk kemampuan untuk bereplikasi. Suatu virus bisa bereproduksi hanya bila ia menginfeksi semua sel, termasuk sel mikroba. Interaksi antara virus dan pejamu yang potensial. Virus lebih lanjut ditunjukkan oleh susunan strateginya yang luas untuk bereplikasi dan bertahan hidup (Geo F. Brooks., Janet S. Butel., Stephen A. Morse, 2007:2)
Peranan virus terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan, umumnya adalah bersifat merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit. Virus  penyebab penyakit  diantaranya virus influenza, virus herpes,  virus HIV, polio, dan gondong. Akan tetapi, ada pula virus yang dapat dimanfaatkan untuk menyerang bakteri, yang disebut bakteriofag (fag). Beberapa galur virus dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan vaksin.
b.    Bakteri
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik, termasuk Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km di atas bumi), di dalam lumpur, dan laut (Sri Sumarsih, 2003).
Dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi lensa okuler mikrometer, ukuran bakteri dinyatakan dalam satuan mikron (1 mikron = 0,001 mm). Panjang bakteri umumnya berkisar 0,1 – 0,2 mikron. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yakni bentuk batang/silinder (basil), bentuk bulat (kokus), bentuk spiral (spirilum).
Patogenesis infeksi oleh bakteri mencakup awal mula proses infeksi dan mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit. Ciri khas bakteri yang bersifat patogen adalah mempunyai kemampuan menularkan, melekat pada sel pejamu, menginvasi sel pejamu dan jaringan, toksigenisitas, dan mampu menghindari sistem imun pejamu. Penyakit terjadi jika bakteri atau reaksi imunologi terhadap keberadaan patogen tersebut menyebabkan kerusakan pada tubuh seseorang (Geo F. Brooks., Janet S. Butel., Stephen A. Morse, 2007:149).
Contoh bakteri penyebab penyakit, Mycobacterium Tubercolosis penyebab penyakit tubercolosis, Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus, Vibrio comma penyebab penyakit kolera, Neiseria gonorhoeae menyebabkan penyakit kelamin (kencing nanah), Troponema pallidum menyebabkan penyakit kelamin (sipilis).
c.     Protozoa
Protozoa ialah organisme unisel heterotrof seperti halnya hewan yang dapat bergerak secara khusus. Sebagian berkoloni. Suatu koloni merupakan satu kesatuan sel yang tidak padat, setiap satunya mesti memenuhi keperluan fisiologinya sendiri. 
Ukuran Protozoa bervariasi, yaitu mulai kurang dari 10 mikron (µm) dan ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Di perairan, Protozoa adalah penyusun zooplankton. Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan kurang menguntungkan, Protozoa membungkus diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan hidup bebas (D.A. Prawati., Sri Maryati., Srikini., Suharno., dan Bambang S., 2004:86)
Contoh Protozoa penyebab penyakit. “Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor pembawa lalat Tsetse” (Glossina sp.) Entamoeba histolytica penyebab diare.
d.    Jamur 
Jamur adalah makhluk hidup eukariota bersel satu atau multiseluler, dan bersifat heterotof dengan menyerap zat organik dari lingkungannya. Jamur ada yang bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit. Jamur dapat pula melakukan simbiosis mutualisme seperti pada bintil akar tanaman kacang-kacangan atau lumut kerak.
  Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut jamur,
1)    Mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan,
2)    Mold yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan
3)    Khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan.
 Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia (Sri Sumarsih, 2003).
Contoh jamur penyebab infeksi adalah Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia dan Candida menyebabkan oportunistik jika imunitas manusia menurun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar